Sabtu, 22 Oktober 2011

kerjasama jarimgan perpustakaan inisiasi5



INISIASI 5
Jenis Jaringan Informasi
Secara umum jaringan dokumentasi dan informasi internasional dibagi 4 kelompok jaringan. Ada pun keempat kelompok jaringan itu ialah;
1.   Program informasi internasional
            Di samping sistem kerjasama pada tingkat nasional seperti Indonesia, maka terdapat pula program kerjasama informasi pada tingkat regional dan internasional. Pengertian regional mencakup pengertian negara yang terletak pada kawasan yang berada pada satu kawasan geografis, misalnya kawasan Asia Tenggara, Asia Selatan, Amerika Tengah, Amerika Latin, Karibia, Afrika selatan Sahara, Afrika Timur, dan sejenisnya.
            Kerangka kerja ini bermacam-macam sifatnya, ada yang bersifat perorangan dan organisasi yang melakukan kerjasama informal, ada pula kerjasama formal yang melibatkan berbagai lembaga dan negara. Sekarang kecenderungan di antara berbagai negara untuk membentuk perjanjian kerjasama bersifat formal secara bilateral (antara dua negara) atau multilateral (banyak negara). Kerjasama semacam ini dapat bersifat umum (seperti perjanjian kerjasama bidang teknik dan ekonomi, perjanjian preferensi umum mengenai barang) atau bersifat khusus seperti pertukaran informasi (persetujuan pertukaran informasi ilmiah, persetujuan pembentukan badan kerjasama informasi).


2.   Kegiatan organisasi regional
Kegiatan informasi berbagai organisasi regional pada dasarnya sama  dengan kegiatan PBB dalam bidang informasi, hanya saja organisasi regional lebih bersifat kewilayahan. Dalam kaitannya dengan informasi, organisasi regional memiliki sistem intern, penyusunan dan promosi sistem internasional dan promosi sistem informasi dan kerjasama teknik di antara negara anggota. Berikut beberapa organisasi regional yang ada kaitannya dengan informasi.



3.   Badan nasional kegiatan internasional
Badan nasional yang memiliki kegiatan internasional umumnya tidak banyak dikenal. Kegiatan badan tersebut lebih ditujukan pada keperluan negara berkembang, terutama dalam bentuk pemberian bea siswa, penyediaan tenaga konsultan dan pembentukan unit informasi. Berikut ini penjelasan berbagai badan internasional yang bergerak dalam bidang informasi internasional.

4.   Organisasi Internasional Non-Pemerintah
Badan yang tergabung dalam kelompok ini umumnya melakukan kerjasama, tukar menukar dan promosi informasi pada tingkat internasional. Seringkali keberadaan badan internasional non- pemerintah didorong oleh berbagai asosiasi nasional yang bekerja sama dengan asosiasi serupa dari negara lain dalam bidang terbitan bersama, kontrak kerja, transfer informasi serta promosi informasi. Dari asosiasi nasional inilah seringkali terbentuk organisasi internasional non-pemerintah. Berikut ini penjelasan berbagai organisasi.

pengantar ilmu perpustakaan inisiasi 1-6

Materi Inisiasi I

Saudara mahasiswa, sebagai seorang pustakawan dan mahasiswa yang tertarik mendalami Ilmu Perpustakaan, tentunya Anda harus memahami dan mengerti secara teoritis pengertian dan sejarah perpustakaan. Kedua materi tersebut dibahas dalam Bab 1 dab 2 BMP Pengantar Ilmu Perpustakaan. Bacalah dengan seksama materi-materi tersebut. Jika ada materi yang tidak jelas, Anda dapat memanfaatkan forum diskusi untuk bertanya.
Sebelum memahami definisi perpustakaan terlebih dahulu, Anda perlu memahami pengertian buku sebagai benda yang dijadikan objek dalam pekerjaan di perpustakaan. Ada beberapa pengertian tentang buku, dalam kaitannya dengan perpustakaan, pengertian buku dalam arti luaslah (kadang-kadang diganti dengan istilag bagan perpustakaan atau pustaka) yang paling tepat karena mencakup kertas atau bahan lain yang berisi hasil tulisan atau cetakan, jumlahnya tidak terbatas pada 48 halaman. Selain itu, istilah yang perlu dipahami adalah Anda harus memahami apa yang dimaksud dengan pustakaan, kepustakawanan, dan kepustakaan.
Secara umum perpustakaan mempunyai fungsi-fungsi berikut :
(1) Penyimpanan, (2) Pendidikan, (3) Penelitian, (4) Informasi dan (5) Kultural. Coba kemukakan pendapat Anda bagaimana pelaksanaannya, tentunya Anda harus memahami pengertian dari kelima fungsi perpustakaan tersebut.
Materi yang perlu Anda pahami setelah memahami definisi ilmu perpustakaan adalah memahami lembagai lain yang tugasnya mirip dengan perpustakaan, yaitu Arsip dan Dokumentasi. Anda harus dapat menjelaskan perbedaan tugas di antara ketiganya. Coba Anda kemukakan hal tersebut !
Hal ini akan bermanfaat agar Anda lebih mengerti bagaimana cara kerja di antara ketiga lembaga tersebut. Selain itu, Ilmu Perpustakaan juga berhubungan erat dengan ilmu-ilmu lain, seperti Informatologi, Ilmu Informasi, Informatika, Perbukuan dan Bibliografi.
Sejarah berdirinya perpustakaan, baik di dunia maupun di Indoensia di bahas dalam modul 2. Hal ini perlu Anda pelajari untuk membekali pemahaman Anda tentang Ilmu Perpustakaan. Selain, sejarah perkembangan perpustkaan di dunis, dibahas pula perkembangan perpustakaan di Indonesia pada zaman Hindia Belanda, zaman Jepang dan setelah kemerdekaan.
Silahkan Anda baca dengan seksama, jika ada yang kurang jelas Anda dapat bertanya melalui forum ini.

Materi Inisiasi II
Pengantar Ilmu Perpustakaan
(PUST2227)

Pada inisiasi kedua ini, kita akan membahas tentang pekerjaan pustakawan sebagai tenaga profesi, etika profesi dan organisasi perpustakaan. Materi tersebut dibahas pada modul 3 dan 4 BMP Pengantar Ilmu Perpustakaan, bacalah dengan seksamadan teliti,karena pemahaman tersebut akan membekali dan memperkaya diskusi kita kali ini.
Sebagai tenaga profesional yang diperoleh melalui pendidikan dan keahlian tertentu, seorang pustakawan juga mempunyai ciri-ciri sebagai berikut. 
1. memiliki badan tubuh pengetahuan teoretis yang membentuk dasar inteletual profesi.
2. memberikan otonomi
3. melakukan kontrol atas perilaku praktisi melalui lisensi dan kde etik.
4. memiliki tujuan dominan berupa mementingkan kepentingan orang lain daripada kepentingan sendiri.
5. memiliki monopoli atas praktek profesi
6. Memiliki asosiasi profesional

Karena merupakan suatu profesi, organisasi profesi juga mempunyai kode etik. Kode etik adalah sistem norma, nilai, dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, serta apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional.Kode etik adalah etika profesi yang diterapkan pad sebuah profesi.
Perpustakaan adalah sebuah organisasi karenadi perpustakaan bekerja sejumlah tenaga, mulai dari pembersih ruangan sampai dengan kepala perpustakaan. Kumpulan orang-orang yang bekerja di perpustakaan tergabung menjadi satu untuk mencapai tujuan bersama. Perpustakaan merupakan contoh sebuah organisasi formal karena dibentik secara resmi, memiliki struktur yang sengaja dibentuk serta jelas keadaannya. Ada beberapa karakteristik perpustakaan sebagai organisasi. Anda dapat membacanya pada modul 4 BMP Pengantar Ilmu Perpustakaan ya.....!
Sebagai sebuah organsasi tentunya perpustakaan memiliki rumah tangga. Cara mengatur rumah tangga perpustakaan disebut dengan tatagerha perpustakaan.
Dalam perpustakaan, arus materi perpustakaan dari sejak dipesan sampai diterima perpustakaan dan kemudian siap dipakai oleh pembaca mengikuti tahap berikut ini,
1. Jasa teknis- Akuisisi
2. Katalogisasi dan klasifikasi
3. Persiapan untuk peminjaman
4. Jasa Pembaca
5. Pemeliharaan koleksi

Beberapa kegiatan yang ada di Perpustakaan yang meliputi administrasi umum, manajemen kepegawaian, hubungan masyarakat, pemilihan dan penyiangan bahan perpustakaan, pengadaan, pengolahan bahan perpustakaan, pendayagunaan bahan perpustakaan, pengkatalogan, klasifikasi dan pengindeksan, pemencaran informasi serta peminjaman mengakibatkan adanya beberapa tugas atau pekerjaanseorang pustakawan yang termasuk ke dalam pekerjaan untuk tenaga profesional dan untuk tenaga non profesional. Nah, sekarang tugas Andalah untuk mencoba menyebutkan kedua pembagian tugas tersebut, tidak perlu seluruhnya Anda kemukakan! Anda cukup mengemukakan beberapa saja, yang terpentingAnda memahami perbedaan kedua tugas tersebut. 

Materi Inisiasi III
Pengantar Ilmu Perpustakaan (PUST 2227)
Materi inisiasi ketiga akan membahas tentang masalah katalogisasi yang dibahas pada modul 5 BMP Pengantar Ilmu Perpustakaan. Katalogisasi adalah kegiatan pengolahan materi perpustakaan untuk siap dipakai, Sementara katalog yang dipakai dalam proses pengolahan materi perpustakaan itu didefinisikan sebagai daftar materi perpustakaan yang disusun menurut cara tertentu yang ada di sebuah perpustakaan. Ada beberapa bentuk kartu katalog, yaitu bentuk buku, album dan kartu. Sedangkan untuk perpustakaan terkomputer, katalog tersimpan di komputer, yang disebut dengan Online Public Access Catalogue (OPAC). Masing-masing bentuk katalog tersebut mempunyai keuntungan dan kerugian. Untuk jelasnya Anda dapat membaca pada BMP ya ……
Katalog perpustakan diterbitkan untuk beberapa tujuan atau objek, yaitu ;
1. Memungkinkan seseorang menemukan sebuah buku yang diketahui pengarangnya, judulnya atau subjeknya
2. Menunjukkan buku yang dimiliki perpustakaan berdasarkan pengarang, subjek atau dalam jenis literatur tertentu.
3. Membantu dalam pemilihan buku berdasarkan edisi dan karakternya.
Ada beberapa susunan katalog perpustakaan yang dibagi ke dalam 4 golongan besar, yaitu
1. Katalog abjad, yang terdiri dari katalog pengarang, judul, judul, subjek dan susunan kamus.
2. Katalog berkelas
3. Alphabetico classed catalogue
4. Katalog terbagi
Materi selanjutnya yang dibahas adalah tentang deskripsi materi perpustakaan. Untuk itu ada pedoman yang diatur dalam panduan yang berjudul International Standard (for) Bibliographical Description. Seangkan organisasi deskripsi, basis deskripsi, sumber utama informasi untuk deskripsi dan aras rincian deskripsi secara detail dijelaskan dalam BMP.
Materi terakhir yang dibahas dalam inisiasi ini adalah penentuan tajuk. Penentuan tajuan entri utama diatur dalam pedoman Anglo American Cataloguing Rules Second Revision 1998 (AACR2r). AACR2r dan Standar Penentuan Tajuk Entri memuat pedoman tajuk, judul seragam dan rujukan, di mana salah satu bagian yang dibahas adalah titik akses, yaitu nama, istilah, kode dan sebagainya yang digunakan untuk menelusur dan menegnali cantuman bibliografis dari materi perpustakaan. Sementara peraturan penentuan tajuk entri utama berkaitan dengan penentuan jenis pengarang, peraturan pemilihan tajuk, peraturan membentuk tajuk, peraturan penentuan tajuk khusus untuk nama-nama Indonesia .
Materi Inisiasi IV
Pengantar Ilmu Perpustakaan (PUST 2227)
Saudara mahasiswa,
Kita memasuki materi inisiasi 4 yang akan membahas tentang klasifikasi yang dibahas pada modul 6. Apa yang dimaksud dengan klasifikasi ?. Klasifikasi adalah proses pengelompokkan artinya mengumpulkan benda/entitas yang sana serta memisahkan benda yang sama serta memisahkan benda/entitas yang tidak sama. Berkaitan dengan perpustakaan, klasifikasi didefinisikan sebagai penyusunan sistematik terhadap buku dan materi perpustakaan lain, catalog atau entri indeks berdasarkan subjek, dalam cara paling berguna bagi mereka yang membaca atau mencari informasi. Fungsi dari klasifikasi adalah (1) sebagai gawai penyusunan buku di rak dan (2) sebagai sarana penyusunan entri bibliografis dalam katalog tercetak, bibliografi dan indeks dalam tata susunan sistematis.
Sedangkan tujuannya adalah untuk membantu pemakai mengidentikan dan melokalisasi sebuah materi perpustakaan berdasarkan nomor panggil dan mengelompokkan semua materi perpustakaan sejenis menjadi satu. Secara lebih khusus tujuan klasifikasi perpustakaan adalah untuk (1) menghasilkan urutan yang bermanfaat, (2) penempatan yang tepat, (3) penyusunan mekanis, (4) tambahan materi perpustakaan baru dan (5) penarikan materi perpustakaan dari rak.
Materi perpustakaan mencakup sejumlah besar subjek. Untuk membentuk subjek kompleks digunakan pendekatan hierarkis dan faset. Setiap bagan klasifikasi menggunakan system symbol untuk cirri kelas dan subdivisi kelas. Simbol untuk menunjukkan subjek serta hubugan antarsubjek ini disebut dengan notasi. Nitasi ada yang disebut notasi murni dan notasi campuran .
Materi selanjutnya yag dibahas adalah tentang tajuk subjek yang merupakan sarana lain untuk akses ke isi intelektual sebuah perpustakaan. Tajuk subjek memberikan pendekatan alfabetis secara acak pada konsep yang termuat di koleksi perpustakaan. Klasifikasi dan tajuk subjek merupakan yteknik akses alternative dan membentuk akses ke perpustakaan yang dikenal dengan katalogisasi subjek. Dalam kegiatan pengolahan materi perpustakaan,ada tiga kegiatan yang hasilnya berhubungan langsung dengan pemakai, yaitu deskripsi bibliografis, klafikasi dan penentuan tajuk subjekSatu topik lagi yang dibahas dalammodul 6 adalah tentang thesaurus, yaitu sarana pengawasan kosakata yang dipakai untuk menerjemahkan bahasa sehari-hari ke dalam bahasa indeks. Dilihat dari strukturnya, thesaurus adalah daftar (senerai) kata yang nbertautan satu dengan yang lain secara semantic maupun generic Sebuah thesaurus memiliki 4 tujuan utama, yaitu (1) untuk mengontrol istilah yang digunakan dalam pengindeksan, (2) untuk menjamin melalui penyediaan bahasa terkendali, (3) membatasi jumlah istilah yang diperlukan untuk sebuah dokumen, (4) bertindak sebagai alat bantu penelusuran termasuk temubalik dari system teks bebas.
Materi Inisiasi V
Pengantar Ilmu Perpustakaan (PUST 2227)
Sdr Mahasiswa,
Pada pertemuan kelima ini akan dibahas tentang jasa perpustakaan. Seperti diketahui bersama bahwa perpustakaan didirikan untuk melayani kebutuhan informasi dari masyarakat, dalam hal ini pengguna perpustakaan. Untuk melayani pengguna,perpustakaan menyelenggarakan berbagaijasa, yaitu mulai dari jasa peminjaman, jasa referensi, sampai ke jasa pendidikan pemakai.
Jasa peminjaman, disebut juga dengan jasa sirkulasi, yaitu jasa dari staf perpustakaan yang melayani peminjaman dan pengembalian buku. Jasa ini hampir ada di seluruh jenis perpustakaan, kecuali perpustakaan nasional, yang tidak meminjamkan koleksinya ke perorangan.Sistem sirkulasisebagai sistem pencatatan dokumen dan media lain yang dipinjam dari sebuah koleksi dengan mengaitkannya pada peminjam serta data bibliografis, baik secara manual maupun elektronik. Ada beberapa sistem dalam sistem sirkulasi nonelektronik, yaitu sistem buku besar, sistem sulih, sistembrowne, sistem kertas karbon,sistem peminjaman newark. Sedangkan sistem elektronik dalam sirkulasi adalah mempergunakan teknologi komputer. Ada beberapa konsep yang berkaitan dengan jasa peminjaman, yaitu perpustakaan keliling, pinjam antarperpustakaan, silang layan dan jasa penelusuran retrospektif.
Jasa referensi, adalah jasa perpustakaan dalam memberikan informasi berdasarkan referensi pada pemakai. Jasa ini disebut sebagai jasa informasi, yaitu jasa yang menyediakan informasi untuk menjawab pertanyaan pemakai. Selanjutnya, jasa ini berkembang menjadi jasa penelusuran dan penyusunan bibliografi. Jasa referens ini dilakukan oleh bagian referens dengan mendayagunakan koleksi referens yang dimilikinya. Buku referens artinya buku yang ditrancang untuk menjawab pertanyaan, mencari data dan informasi secara cepat.Sementara itu jasa referal didefinisikan sebagai jasa yang mengarahkan seorang penanya ke sumber yang sesuai untuk informasi dan data yang diperlukan pemakai. Jasa referensi ini juga menyebabkan adanya jasa terjemahan, jasa pemencaran informasi terpilih, jasa informasi. Banyak hal-hal yang berkaitan dengan jasa referens tersebut, Anda dapat baca dengan teliti pada BMP Pengantar Ilmu Perpustakaan.
Materi Inisiasi VI
Pengantar Ilmu Perpustakaan (PUST2227)
Pada pertemuan kali ini kita akan membahas tentang kerjasama perpustakaan dan jaringan informasi. Kerjasa perpustakaan adalah kerjasama yang melibatkan dua perpustakaan atau lebih. Ada beberapa dorongan dilakukannya kerjasama antarperpustakaan, yaitu
  1. adanya peningkatan luar biasa dalam ilu pengetahuan
  2. meluaskan kegiatan pendidikan
  3. kemajuan dalam bidang teknologi dengen berbagai dampaknya terhadap industri, perdagangan dan perlunya pimpinan serta karyawan berbagai organisasi mengembangkan keterampilan dan teknik baru.
  4. berkembangnya kesempatan dan peluang bagi kerjasama internasional
  5. Berkembangnya teknologi informasi, terutama dalam bidang computer dan telekomunikasi.
  6. tuntutan masyarakat untuk memeroleh layanan yang sama.
  7. kerjasama memungkinkan penghematan fasilitas, biaya, tenaga manusia dan waktu.
Bentuk kerja sama dapat berbentuk kejasama pengadaan, penyimpanan buku yang kurang digunakan, kerja sama pemusatan pengadaan dan penyimpanan, kerjasama pertukaran dan redistribusi, pengolahan data bibliogragis, penyediaan fasilitas, pinjam antarperpustakaan, kerjasama antarpustakawan, penyusunan catalog induk, pemberian jasa informasi.
Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan kejasama, yaitu kolaborasi, konsorsium dan jaringan informasi. Kolaborasi sering diartikan keterkaitan sebuah perustakaan pada perpustakaan lain untuk menghasilkan sebuah produk. Konsorsium adalah kerjasama, koordinasi dan kolaborasi antara berbagai perpustakaan dengan tujuan berpatungan atau berkongsi sumber daya informasi. Sementara pengertian jaringan informasi dijelaskan secara mendetail pada kegiatan belajar 2 modul 8 BMP Pegantar Ilmu Perpustakaan.



pendidikan kewarganegaraan inisiasi1

Inisiasi I
Disusun oleh : FR Wulandari, SIP., M.Si

Negara, Bangsa, dan Masyarakat Indonesia
Negara ialah tatanan dari rakyat, wilayah yang dimiliki dan dikuasai oleh pemerintahan yang sah dan berdaulat. Negara mempunyai kewenangan yang istimewa; membentuk angkatan bersenjata, lembaga peradilan, pemerintahan, parlemen, mencetak uang, menggunakan kekerasan di wilayah kedaulatannya. Pemerintah merupakan salah satu unsur aparatur negara, sebagai kelompok sosial pada periode terbatas mendapat kesempatan memegang pucuk pimpinan eksekutif. Konsep negara dan teori asal usul negara didefinisikan beragam menurut para pakar. Hal ini tergantung dari sudut pkitang mereka. Berdirinya suatu negara, harus memenuhi syarat-syarat, yaitu adanya pemerintahan yang berdaulat, wilayah, warga negara, dan pengakuan pihak lain.
Bangsa adalah suatu kesatuan solidaritas, satu jiwa, dan satu asas spiritual yang tercipta oleh pengorbanan masa lalu demi masa depan generasi penerusnya. Faktor yang mempersatukan kelompok-kelompok masyarakat Indonesia sebagai bangsa ialah kesamaan latar belakang sejarah, tekad untuk hidup bersama guna mencapai cita-cita masa depan yang lebih baik (masyarakat adil dan makmur aman sentosa). 
Ada dua asas yang dipakai dalam penentuan  Kewarganegaraan, yaitu asas Ius Soli dan asas Ius Sanguinis.
Asas ius soli menentukan warga negaranya berdasarkan tempat tinggal/kelahiran di suatu negara, adalah warga negara tersebut. Sebagai contoh, apabila Kita punya anak lahir di Amerika Serikat karena Amerika Serikat menganut asas ius soli ini secara otomatis anak tersebut mempunyai  Kewarganegaraan Amerika Serikat. (dilihat dari sisi Amerika Serikat).
Asas ius sanguinis, menentukan warga negaranya berdasarkan keturunan (pertalian darah), dalam arti siapa pun anak kandung (yang sedarah seketurunan) akan mengikuti  Kewarganegaraan orang tuanya. Dengan kedua asas tersebut dapat menimbulkan implikasi sebagai berikut.
a. Mereka yang mempunyai  Kewarganegaraan gkita atau bipatride karena negara asal orang tua yang bersangkutan menganut asas ius sanguinis sedangkan yang bersangkutan melahirkan anak, tinggal di negara yang menganut asas ius soli.
b. Mereka yang sama sekali tidak mempunyai  Kewarganegaraan (apatride) karena yang bersangkutan dilahirkan di negara yang menganut asas ius sanguinis sedangkan negara asal orang tua yang bersangkutan menganut asas ius soli.

Masyarakat adalah keseluruhan kompleks hubungan individu yang luas dan terpola dalam lingkup yang besar (negara) atau kecil dalam suatu suku bangsa atau kelompok sosial lainnya. Masyarakat warga negara (civil society) atau masyarakat madani bukan berarti masyarakat sipil. Civil society adalah wilayah atau ruang publik yang bebas, di mana individu, warga negara melakukan kegiatan secara merdeka menyatakan pendapat, berserikat dan berkumpul. civil society sebagai suatu tatanan kehidupan yang menginginkan kesejajaran hubungan antara warga negara dan negara atas dasar prinsip saling menghormati, hubungan negara dengan warga negara bersifat konsultatif (tidak konfrontatif), warga negara mempunyai kewajiban dan hak, dan negara memperlakukan warga negara secara adil, hak dan kebebasan yang sama equal right. Dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat (masyarakat warga negara) diperlukan adanya kesatuan pola pikir, sikap dan tindakan. Bela negara merupakan kewajiban dan hak setiap warga negara. Oleh karena tanggung jawab kelangsungan hidup bangsa dan negara adalah tanggung jawab bersama sebagai bangsa. Falsafah bangsa, pkitangan hidup, ideologi, dasar negara, konstitusi, Wasantara dan Tannas merupakan kerangka dasar kehidupan nasional yang hierarkis.
Pancasila merupakan falsafah, pkitangan hidup, ideologi/paham, dan dasar negara yang tercantum dan tak terpisahkan dalam UUD 1945. Dalam mencapai tujuan nasional diperlukan teori-teori atau asas-asas yang diyakini kebenarannya sebagai pedoman dasar, Wasantara sebagai doktrin dasar dan Tannas sebagai doktrin pelaksanaan.

Makna dan Landasan Hukum Pendidikan  Kewarganegaraan
1. Upaya sadar.
2. Menyiapkan calon pemimpin.
3. Mempunyai kecintaan, kesetiaan, dan keberanian, membela bangsa dan negara.

Dasar sejarah
1. Upaya pada masa penjajahan.
2. Gerakan yang dimulai pada tahun 1908. 
3. Ikrar Pemuda pada 28 Oktober 1928. 
4. Semangat pemuda pada masa Jepang. 
5. Proklamasi kemerdekaan.
6. Perjuangan pada awal masa kemerdekaan. 
7. Pengkhianatan, pemberontakan, dan penyelewengan.

Dasar Hukum
UUD 1945: Pembukaan, Pasal 3 0 ayat (1), Pasal 31 ayat (1). Skep Bersama Mendikbud-Menhankam No. 22/U/1973 KEP/B/43/XIII/ 1967
1. UU No. 20 tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan dan Keamanan Negara RI yang disempurnakan dengan UU No. 3 Tahun 2002 tentang UU Pertahanan Negara. Skep Bersama Mendikbud-Menhankam No. 001 /N/1982 KEP/002/II/1985.
2. UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem  Pendidikan  Nasional yang di sempurnakan dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem  Pendidikan  Nasional.
3. Keputusan Mendiknas No. 232/U/2000 tentang Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa 
4. Keputusan dengan Dikti No 38/Dikti/Kep/2002.  

Tujuan dan Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan  Kewarganegaraan diselenggarakan untuk menumbuhkan kesadaran bela negara serta kemampuan berpikir secara komprehensif integral.
Untuk mencapai tujuan itu  Pendidikan  Kewarganegaraan membahas Wasantara, Tannas, politik dan strategi nasional, politik dan strategi pertahanan keamanan, serta sistem pertahanan keamanan rakyat semesta.

Kaitan Hubungan Antara Materi Dengan Tujuan Pendidikan  Kewarganegaraan
Bangsa Indonesia mempunyai konsep kemampuan (power) yang merupakan derivasi dari Pancasila, yaitu “Tannas”. Adalah kewajiban para pemimpin termasuk para mahasiswa sebagai calon pemimpin harus menjawab dan memahami konsepsi “Tannas”.
Kemampuan/kekuatan (power) diwujudkan melalui pembangunan nasional. Kebijaksanaan dan strategi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional diwujudkan dalam bentuk GBHN (sekarang Propenas) oleh MPR setiap tahun. Oleh karena itu, pada hakikatnya GBHN (Propenas) adalah Politik Nasional dan Strategi Nasional.
Cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara dalam kerangka Tannas yang diwujudkan dalam Pembangunan Nasional sesuai dengan arahan GBHN. Sekarang Propenas mutlak disertai dengan kerelaan berkorban untuk membela bangsa dan negara <

Jumat, 21 Oktober 2011

bahasa indonesia inisiasi2

HUBUNGAN ANTARKETERAMPILAN BERBAHASA

Keterampilan berbahasa adalah kemampuan dan kecekatan menggunakan bahasa dalam komunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak dan berbicara (lisan) serta membaca dan menulis (tulis) memiliki keterkaitan yang sangat erat. Satu keterampilan akan mendukung keterampilan yang lainnya.
Hubungan antarragam bahasa (ragam lisan atau ragam tulis) lebih erat dibandingkan hubungan keterampilan antarsifat (reseptif atau produktif). Contohnya menyimak dengan berbicara lebih erat dibandingkan hubungan menyimak dengan membaca atau menulis. Hubungan keterampilan pada ragam yang sama dapat disebut hubungan langsung, sedangkan hubungan keterampilan pada sifat yang berbeda hubungannya adalah tidak langsung. Perhatikan tabel berikut ini.

Tabel 1.
Hubungan Keterampilan Berbahasa

Keterampilan Berbahasa
Sifat
Lisan
Tulis
Menyimak
Membaca
Reseptif

Berbicara

Menulis


Produktif


Melalui tabel tersebut kita dapat mengkaji hubungan antarketerampilan berbahasa. Pada ragam lisan, yaitu menyimak dan berbicara berada pada ruang yang sama. Dalam kegiatan berbahasa lisan secara tatap muka, penyimak dan pembicara dapat bertukar atau berganti peran. Penyimak bertukar peran menjadi pembicara dan sebaliknya, pembicara menjadi penyimak. Pergantian peran ini biasanya terjadi pada kegiatan tanya jawab, saling memberi masukan atau interaktif.
Pengetahuan yang diperoleh seseorang melalui menyimak dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuannya berbicara. Dengan kata lain, untuk dapat menjadi pembicara yang baik, orang harus memiliki keterampilan menyimak yang baik. Demikian pula pengetahuan seseorang yang diperoleh melalui membaca dapat digunakan untuk memperoleh atau meningkatkan keterampilan menulis. Artinya, untuk dapat menjadi penulis yang baik, orang harus memiliki keterampilan membaca yang baik.
<

pengantar ilmu komunikasi inisiasi 1-6

INISIASI I

PENGERTIAN KOMUNIKASI DAN UNSUR-UNSUR YANG TERLIBAT DI DALAMNYA

Saudara Mahasiswa, pada inisiasi 1 ini kita akan membahas tentang apa itu komunikasi, proses komunikasi dan unsur-unsur apa saja yang terlibat dalamsuatu proses komunikasi.

Saudara Mahasiswa, kita sebagai orang yang berkecimpung dalam bidang komunikasi, saya sebagai tenaga pengajar dan Anda sebagai mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Komunikasi, tentu sangat tidak asing dengan istilah komunikasi. Sering kita mendengar orang berkata ”sebaiknya hal itu dikomunikasikan terlebih dahulu”, ”itu diakibatkan karena adanya miss communication” dan sebagainya. Lalu, apa arti sesungguhnya dari komunikasi itu sendiri?. Banyak para ahli mendefinisikan komunikasi, namun secara garis besar yang dimaksud dengan Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain. Dalam proses penyampaian pesan tersebut, terdapat beberapa unsur di dalamnya, yaitu sumber/komunikator/pengirim pesan, pesan yang dipertukarkan, saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan, penerima pesan/komunikan, dampak/efek yang diakibatkan karena adanya pertukaran pesan, umpan balik/respon yang diberikan terhadap pesan yang diterima, serta gangguan/ noise yang mungkin muncul ketika proses komunikasi berlangsung.

Bila kemudian unsur-unsur komunikasi tersebut menyatu dalam suatu kegiatan komunikasi, maka terbentuklah suatu proses komunikasi yaitu serangkaian tindakan yang terjadi secara berurutan dalam kurun waktu tertentu dan memiliki keterkaitan antara satu unsur dengan unsur lainnya. Namun demikian, tidak setiap proses komunikasi melibatkan semua unsur komunikasi. Tergantung pada konteks terjadinya komunikasi.
inisiasi2
Saudara mahasiswa, di dalam ilmu komunikasi dikenal adanya model-model komunikasi. Model-model tersebut kemudian dikelompokkan ke dalam tiga kelompok besar yaitu model dasar komnikasi, model pengaruh komunikasi dan model dampak komunikasi. Model sendiri menurut Littlejohn adalah representasi simbolis dari suatu benda, proses atau gagasan/ide. Model sering digunakan untuk menggambarkan berbagai fenomena yang terjadi dalam berbagai peristiwa dalam kehidupan manusia. Tidak terkecuali peristiwa komunikasi. Dalam peristiwa komunikasi model digunakan untuk melihat faktor-faktor atau unsur-unsur yang terlibat dalam peristiwa komunikasi, struktur yang terjadi dalam peristiwa komunikasi dan peran yang dimainkan oleh masing-masing unsur. Berikut perincian dari tiga modcel komunikasi tersebut. 1. Model dasar komunikasi, yang menggambarkan proses terjadinya peristiwa komunikasi, yaitu menggambarkan tentang unsur-unsur apa saja yang terlibat dalam peristiwa komunikasi dan bagaimana masing-masing unsur saling terkait membentuk suatu proses komunikasi. Adapun yang termasuk model dasar komunikasi adalah model komunikasi intra pribadi dan antar pribadi dari Barnlund; model komunikasi linear dari Lasswell: model komunikasi sirkuler dari Osgood dan Schramm; model komunikasi Gerbner; Model komunikasi Riley and Riley; model komunikasi Newcomb; model komunikasi Shanon dan Weaver; model komunikasi DeFleur; 2. Model pengaruh komunikasi, yaitu model yang menggambarkan bagaimana upaya komunikator dalam mempengaruhi khalayak agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh khalayak. Yang menjadi titik perhatian dari model ini adalah pihak komunikator atau sumber penyampai pesan. Adapun termasuk dalam model pengaruh komunikasi antara lain: model stimulus respon dari Dew Flerur; model pengaruh psikkologis TV dari Comstock; model komunikasi dua tahap dari Katz dan Lazarsfeld; model spiral kehening dari Noelle-Neumann; 3. Model dampak komunikasi, dengan fokus utama pada dampak dari suatu peristiwa komunikasi. Model ini menggambarkan bagaimana akibat atau dampak yang terjadi pada diri khalayak setelah khalayak diterpa suatu pesan komunikasi. Dampak yang ditimbulkan bisa hanya sekedar terbentuknya pengetahuan (kognitif) khalayak, bisa sikap (afektif) khalayak, atau bahkan sampai terjadi perubahan perilaku ( konatif) pada diri khalayak.

INISIASI 3
INFORMASI

Saudara mahasiswa, kata informasi tentu sudah tidak asing lagi bagi kita. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan informasi itu sendiri?. Ada tiga pandangan yang memberikan definsi terhadap informasi. Untuk lebih jelasnya, berik,ut pen jabaran dari tiga pandangan tersebut mengen ai definisi ingormasi. 
1. pandangan yang mendefinisikan informasi sebagai fakta atau data.
Pandangan ini menganggap informasi sebagai material yang bisa dipindahkan. Sebagai contoh: di pintu ruang praktek seorang dokter tertulis informasi bahwa dokter praktek setiap hari X pada jam Y, sehingga dengan adanya informasi tersebut para pasien menjadi tahu bahwa dokter tersebut hanya praktek pada hari dan jam sebagaimana tertulis di papan informasi. Dari contoh di atas terlihat bahwa kalimat “dokter praktek setiap hari X pada jam Y ” menjadi informasi yang sifatnya material. Penekanan dari contoh di atas lebih ke pada proses pendistribusian informasi.
2. pandangan yang mendefinisikan informasi sebagai makna data
pandangan ini mendefinisikan informasi sebagai arti atau maksud dari sesuatu data. Dalam hal ini, masing-masing orang bisa memiliki penafsiran yang berbeda tentang arti atau maksud suatu data. Penafsiran terhadap suatu data dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan seseorang terhadap data, latar belakang disiplin ilmu dan latar belakang budaya. Sebagi contoh: Asep mengajak Ujang dan Joko untuk makan di rumahnya, Ujang menjawab atos makan. Karena Asep dan Ujang orang Sunda maka Asep tahu makan dari atos adalah sudah makan. Namun sebaliknya Joko yang orang Jawa memaknai istilah atos sebagai gambaran sesuatu yang keras, maka Joko cukup kaget mendengar ucapan Ujang. Dari contoh di atas tampak bahwa “atos” menjadi informasi yang yang lebih menekankan pada makna dari informasi tersebut. dalam hal ini, “atos” dimaknai berbeda oleh individu-individu yang terlibat dalam percakapan.
3. pandangan yang mendefinisikan informasi sebagai sesuatu yang digunakan untuk mengurangi ketidak pastian, untuk itu perlu diberi alternatif pilihan informasi. Sebagai contoh: Issu adanya lemak babi pada salah satu produk makanan favorit Amir membuat Amir cukup gelisah karena selama ini dia selalu mengkonsumsi makanan tersebut. Namun, setelah pihak perusahaan makanan yang bersangkutan, pihak MUI dan pihak-pihak yang berkompeten dengan kasus tersebut memberikan informasi bahwa produk makanan tersebut bebas dari lemak babi maka Amir menjadi lega. Ilustrasi di atas menggambarkan peran informasi sebagai sesuatu yang bermanfaat untuk mengatasi ketidak pastian.Kebingungan Amir teratasi dengan adanya informasi dari berbagai sumber.

INISIASI 4
KOMUNIKASI NON-VERBAL
Saudara mahasiswa, komunikasi non verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi, yang pada umumnya digunakan untuk memperkuat ata memperjelas pesan-pesan verbal. Sebagai contoh: Tuti meyampaikan informasi kepada Ana, sahabatnya, bahwa dia telah putus dengan pacarnya, selama menyampaikan informasi tersebut air mata tuti selalu teruari, sehingga Ana tahu bahwa tuti sangat sedih atas kondisinya saat ini. Airmata yang dikeluarkan Tuti merupakan bentuk komunikasi nonverbal yag mengindikasikan bahwa dia sangat sedih.
Dari ilustrasi di atas tampak bahwa komunikasi non verbal tidak bisa dipisahkan dari setiap kegiatan komunikasi yang kita lakukan. Dalam bahasan modul 6 kegiatan belajar 2 telah dijelaskan bahwa sebagai salah satu bentuk kegiatan komunikasi, komunikasi non verbal memiliki ciri:
1. selalu ada dalam kehidupan nyata sehari-hari. Artinya bahwa setiap gerak kehidupan kita selalu didiringi dengan kegiatan komunikasi non verbal. ekspresi wajah kita, gaya bicara kirta, gerakan tangan dan kaki kita semuanya menggambarkan kegiatan komunikasi non verbal.
2. tidak mungkin tidak kita komunikasin. Hal tersebut menunjukkan bahwa direncanakan atau tidak, disengaja atau tidak komunikasi non verbal selalu kita komunikasikan.
3. terikat oleh budaya. Artinya bahwa komunikasi non verbal dipengaruhi oleh budaya dari masing-masing orang yang melakukan kegiatan komunikasi. Hal tersebut menyebabkan terjadinya perbedaan makna antara satu orang dengan orang lain yang memiliki latar belakang berbeda terhadap suatu perilaku non verbal. sebagai contoh anggukan kepala bagi orang Indonesia diartikan sebagai tanda setuju, sedangkan angguukan kepala pada orang jepang diartikan sebagai tanda penghormatan.
4. dapat mengungkapkan perasaan dan sikap seseorang. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi non verbal bisa mewakili seseorang dalam mengekspresikan apa yang ada dalam hatinya yang mungkin tidak terungkap melalui pesan verbal. misalnya kita sedang marah dengan teman kita, namun kita tidak berani mengatakannya hanya raut muka kita yang tampak cemberut.
5. memodifikasi pesan verbal. dalam hal ini komunikasi nverbal diartikan sebagai penguat atau pelengkap komunikasi. Misalnya kita berkata pada anak kita “ Ibu marah sekali melhat perilakumu seperti itu” ketika kita mengatakan hal tersebut diiringi intonasi yang keras, sehingga anak kita tahu bahwa ibunya benar-benar sedang masrah.
inisiasi v

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
Dalam aktivitas komunikasi kita sehari-hari tanpa disadari sering kita melakukan kegiatan komunikasi antar pribadi. Percakapan kita dengan sahabat mengenai orang yang kita sukai; percakapan kita dengan orang tua mengenai perguruan tinggi yang ingin kita pilih untuk menempuh jalur kuliah dan sebagainya merupakan contoh-contoh dari kegiatan komunikasi antar pribadi yang kita lakukan. Namun, meskipun hampir setiap hari kita melakukan komunikasi antar pribadi apakah kita tahu bahwa komunikasi antar pribadi yang kita lakukan berjalan dengan efektif?. Sebagai contoh: Anda berceritera kepada teman Anda mengenai perasaan Anda yang sedang gundah ditinggal oleh kekasih Anda. Tetapi ketika Anda berceritera, ternyata teman Anda tidak menanggapi serperti yang Anda harapakan, malah teman Anda membalas ceritera Anda dengan menceriterakan kondisi dia yang sedang bahagia karena mendapat pacar baru, sehingga akhirnya Anda menghentikan ceritera Anda karena Anda merasa tidak nyaman. Contoh di atas menunjukkan bahwa komunikasi antar pribadi yang Anda lakukan tidak berjalan secara efektif. Lalu bagaimanakah agar komunikasi antar pribadi yang kita lakukan dapat berjalan secara efektif
Dalam modul 5 dijelaskan bahwa ada banyak sifat yang diperlukan untuk mencapai efektivitas komunikasi antar pribadi. Menurut perspektif humanistik efektifitas komunikasi dapat tercapai bila di antara orang-orang yang telibat dalam komunikasi antara pribadi memiliki sifat::
  1. keterbukaan, yaitu mau membuka diri pada teman bicara mengenai pikiran dan gagasan kita serta mau menanggapi pendapat orang lain
  2. empati, yaitu mau memahami apa yang dirasakan orang lain sehingga seolah-olah kita berada pada posisi orang tersebut
  3. perilaku suportif, yaiktu mau menerima masukan dari orang lain dan tidak bertahan pada pendirian
  4. perilaku positif, yaitu menilai diri sendiri maupun teman bicara secara positif.
  5. kesamaan, yaitu adanya pengalaman yang sama di antara orang-orang yang terlibat dalam percakapan serta adanya kesamaan kedudukan dalam berkomunikasi artinya tidak ada pendominasian percakapan dalam komunikasi tersebut.
Sedangkan perspektif pragmatis menganggap komunikasi antar pribadi dapat berjalan secara efektif bila orang-orang yang terlibat dalam kegiatan komunikasi memiliki sifat:
  1. yakin, yaitu tidak adanya rasa gelisah, malu atau gugup ketika berbicara dengan orang lain
  2. kebersamaan, yaitu memperhatikan apa yang dibicarakan teman bicara dan bisa merasakan apa yang ia rasakan
  3. manajemen interaksi, yaitu bisa mengontrol dan menjaga interaksi dengan teman bicara agar tercapai kepuasan dari kedua belah pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi
  4. perilaku ekspresif, yaitu melibatkan diri secara sungguh-sungguh dalam berinteraksi dengan teman bicara.
  5. orientasi pada orang lain, yaitu memperhatikan kepetingan teman bicarta dan tidak mengutamakan kepentingan diri sendiri.
Dari dua pandangan di atas dapat disarikan bahwa untuk mecapai efektifitas komunikasi interpersonal adalah adanya sifat keterbukaan dari diri kita sendiri dan kita siap menerima, memahami dan merasakan apa yang dirasakan oleh teman bicara. Bila sifat tersebut telah kita miliki niscaya komunikasi interpersonal yang klita lakukan dapat berjalan secara efektif.

INISIASI VI
Proses komunikasi massa
Komunikasi massa adalah suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan melalui media massa. Dalam hal ini redaksi media massa berfungsi sebagai sumber dan masyarakat pembaca, pendengar atau pemirsa menjadi khalayak dari media massa tersebut.
Saudara mahasiswa, dalam aktivitas komunikasi massa terjadi suatu proses decodeng, interpreteting dan encodeng. Yaitu suatu proses yang terjadi pada diri redaksi suatu media massa yang meliputi kegiatan membaca pesan yang diterima dari pengirim berita, memaknai pesan yang dikirim tersebut dan kemudian membentuk pesan yang akan disampaikan pada khalayak. Sebagai contoh. Ketika media massa menerima informasi tentang adanya bencana alam Tsunami di Aceh, redaksi media massa menginterpretasikan berita tersebut sebagai suatu bencana nasional yang sangat memprihatikan dan memerlukan bantuan dari seluruh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, media massa kemudian membentukatau membuat berita yang di dalamnya mengupas tentang bencana Tsunami dan himbauan-himbauan agar masyarakat mau mengulurkan bantuannya ke pada masyarakat Aceh yang terkena bencana Tsunami. Berita yang dibuat tersebut kemudian disebarkan ke seluruh masyarakat Indonesia melaui siaran berita. Sehingga seluruh masyarakat Indonesia mengetahu bahwa telah terjadi bencana alam Stunami di Aceh.
Dalam komunikasi massa, proses decoding, interpreteting dan encoding sebenarnya tidak hanya terjadi pada pihak pengelola media massa (redaksi media massa), namun juga terjadi pada diri khalayak. Khalayak dalam menerima berita juga akan melakukan proses membaca/melihat/mendengarkan pesan, menginterpretasikan pesan dan membentuk pesan. Proses membaca, menginterpretasikan dan membentuk pesan ini sifatnya subjektif.Artinya bahwa setiap khalayak media massa belum tentu memiliki pemaknaan yang sama untuk suatu pesan yang sama. Sebagai contoh ketika media televisi pertamakali menyiarkan suatu acara hiburan dengan memunculkan artis dangdut pendatang baru yang populer karena goyangannya, ternyata menimbulkan berbagai reaksi di kalangan masyarakat. Di satu sisi, ada masyarakat yang menginterpretasikan bahwa goyang yang dilakukan artis tersebut adalah suatu seni, dan ketika terjadi pro dan kontra atas goyang yang ditampilkan artis tersebut, maka kelompok masyarakat ini menjadi kelompok yang menyetujui dan memberi apresiasiterhadap artis tersebut. Sementara di sisi lain, ada masyarakat yang menginterpretasikan gaya tersebut sebagai suatu bentuk pornografi, sehingga mereka menyampaikan protes dan menolak untuk menyaksikan pementasan sang artis di manapun berada.
Dari ilustrasi di atas dapat kita simpulkan bahwa suatu pesan yang disampaikan melalui media massa belum tentu akan diterima dan diinterpretasikan sama oleh seluruh masyarakat. Oleh karena itu, masalah proses komunikasi yang melibatkan unsur decoding, interpreteting dan encoding perlu menjadi perhatian redaksi media massa bila mereka mengaharapkan adanya penginterpretasian atau pemaknaan yang sama pada diri kahalayak terhadap pesan yang disampaikan.